Ketika kita sudah di tahap merasa cukup, kita tidak akan jengkel mendengar kekayaan orang lain. Secara manusiawi wajar jika kaget karena kekayaan sebesar itu adalah hal yang tidak umum.
Ketika kita sudah di tahap fokus pada diri sendiri, kita sudah tidak punya waktu untuk mengurusi masalah orang lain. Secara manusiawi membicarakan orang lain secara internal adalah hal yang wajar, tapi hanya sesaat. Lalu beralih ke topik lain. Karena setelah dipikir", apa gunanya memusingkan perkara orang lain yg tidak berdampak apapun bagi kita?
Ketika kita sudah belajar menerima diri kita dan mencintai diri sendiri, frekuensi membandingkan diri dengan orang lain jauh berkurang drastis. Secara manusiawi pasti ada perbandingan yang kita buat ketika melihat siapapun, tapi tidak lama dan tidak akan sampai ditahap berusaha keras menjadi orang lain. Paling kita lebih membandingkan diri kita yang kemaren dengan hari ini.
Semua butuh proses. Butuh hati yang terluka, penguasaan diri dan penyerahan skala besar dari diri sendiri untuk Tuhan dan semesta.
Tapi percayalah. Ketika hidup ini mendekati 3 hal diatas, kedamaian sejati akan timbul dari dalam hati. Tidak dipengaruhi situasi yang terjadi, tapi diciptakan dan diputuskan oleh diri kita, sang pemilik badan ini.
7 thanks to God.